Minggu, 11 November 2012

Berani Berintegritas, Di tengah Krisis !!!


Berani Berintegritas, Di tengah Krisis !!!
Ku berjalan ditengah hiruk pikuk keramain kota yang sudah lama kukenal namun, baru kali ini ku menginjakkan kakiku ditempat ini Semarang itulah namanya. Sebuah kota yang menjadi primadona masyarakat Jawa Tengah karena memang disini merupakan jantungnya perekonomian provinsi tersebut. Banyak sesuatu yang baru kutemui disini baik dari segi bahasa, budaya dan lain sebagainya. Ini merupakan kota yang apik yang mempunyai berjuta sejarah dalam pergerakan di zaman meraih keerdekaan.
Sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi masyarakat baru yang menginjakkan kaki dikota yang baru maka yang akan di terimanya adalah rasa kagum. Itulah yang kudapat karena saya merupakan anak yang terlahir dari kota yang berda di ufuk  timur Indonesia yang memiliki letak geografis berada  di kepala burung cendrawasih, kota Manokwari itulah namanya. Namuku Ree seorang yang  baru saja mendapat gelar mahasiswa. Ketikaku menginjakkan kaki di kampus yang sangat megah, di atas gunung yang berdiri tegak diatas kota Atlas. Ku mendapatkan suatu dinamika begitu berbeda yang mengantarkanku pada sebuah pembelajaran mengenai kampus kehidupan, politik, mengenai hukum, agama, asmara dan masih banyak lagi.
Ree sebuah panggilan dari seorang kawan, yang menjadi fungsionaris BEM KM, kamu bisa gak ikut kita diskusi sama KPK ?  wah bagus tu mas!  Kapan emang?  Hari minggu di C7. Esoknya ketika diskusi itu berlangsung yang menjadi pemateri adalah mas Ryan dan mbak Wida. Keduanya merupakan staff KPK yang membidangi Devisi Pencegahan Dan Pendidikan Anti Korupsi. Ketika diskusi berlangsung banyak di jelaskan mengenai pentinganya integritas. Bagi setiap individu yang mendapat amanah, apapun amanah tersebut. Karena jika orang yang tidak memiliki integritas maka dia akan menyalah gunakan amanah yang dia emaban. Salah satu penyelewengan yang dilakukan adalah korupsi, korupsi merupakan kejahatan besar dan banyak merugikan baik Negara dan masyarakat.
Integritas sebuah filosofi dari sebuah kejujuran yang sangat dibutuhkan ditengah Negara yang mengalami krisis disegala bidang kehidupan. Baik itu perekonomiannya, penegakan hukum yang masih lemah, kemanan serta stabilitas negera yang masih banyak kekuranganya, dan yang paling terpenting adalah akar permasalahannya adalah krisis moral. Banyak orang yang sudah melupakan budaya leluhur kita yaitu budaya jujur. Serta ajaran agama kita yang selalu menganjarkan kita untuk jujur. Kenapa jujur itu penting karena Nabi Muhammad. SAW yang menjadi tauladan umat islam saja selalu berprilaku jujur sehinngga mendapatkan gelar “Al-amin” jadi jujur merupakan hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada sebuah slogan yang berkata bahwa “jujur itu hebat” sebuah slogan yang kudapatkan dari TOT KPK. Memang kalau difikir pernyataan tersebut sangat tepat namun pada kenyataannya apakah hal tersebut sudah berjalan dengan baik. Sebuah pernyataan yang selalu di pegang teguh oleh Ree anak papua yang lagi merantau, untuk menunjukkan integritasnya pada negeri ini. dia berusaha untuk jujur dalam setiap tindakanya, karena orang jujur pasti akan mendapatkan suatu balasan yang baik hal tersebut yang di yakini dalam relung hati yang paling dalam.
Ketika masa-masa menjelang ujian akhir semester (UAS) banyak hal yang berubah dari semua lini kehidupan mahasiswa yang berada pada kampusnya. Dari yang mulai serius belajar hingga larut malam atau buat kepean, dari prilaku halal sampai harampun dilakukan oleh kawan-kawannya. Pada saat hari H ujian banyak pertentangan yang terjadi dalam hati Ree karena banyak teman-teman yang melakukan kecurangan karena hanya takut nilainya akan hancur apabila tidak mencontek. Sangat miriskan karena nilai kejujuran hilang hanya karena sebuah nilai, dari hal tersebut perlunya penelaraan mengenai jujuran dalam saat ujian. 
Haruskah integritas tergadai hanya karena sebuah angka ? Menjadi pertanyaan besar bagi kita semua. Masih banyak kah anak-anak yang diciptakan menjadi seorang koruptor memlalui dunia pendidikan di negeri ini, menjadi orang jujurpun susah ketika harus dihadapkan sebuah solidaritas dan persahabatan yang mengharuskan dia mengikuti  arus untuk mencotek.
Pada sisi lain dari mahasiswa di kampusnya, ketika Ree sudah menjadi anggota lembaga kemahsiswaan dia menyoroti mengeani kinerja seniornya dalam hal keuangan organisasi tersebut yang kuarang transparansi serta akuntabilitas. Padahal ketika awal menjadi pengurus mereka telah berjanji untuk membentuk organisasi yang professional dan lain sebagainya. Tapi kenyataannya belum sesuai dengan janji yang telah terunatai. Pada sisi lain  adalah system dari birokrat yang membentuk karakter koruptor pada diri mahasiswa dalam hal pembuatan “surat pertanggung jawaban” kegiatan organisasi tersebut karena  dana baru keluar penuh setelah ada SPJ banyak mahasiawa yang mengakali dengan mencari nota kosong dan sebagainya.
Masihkah sisitem pendidikan membentuk kita menjadi seorang koruptor ataukah kita yang tidak mau untuk menjadi jujur pada diri sendiri. Ini menjadi tugas kita untuk mencetak system yang melatih kita untuk selalu berbuat jujur dari hal terkecil. Kita sebagai mahasiswa jangan hanya pandai berorasi di jalan ketiak ddemonstarsi untuk memberantas tikus-tikus rakus pemakan uang rakyat namun kita sering melakukan korupsi. Bersihkan hatimu, pikaranmu, serta berprilaku jujur pada setiap saat dan tunjukin Integritasmu ditengah negeri yang lagi krisis di segala hal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar