Berani Berintegritas, Di tengah Krisis !!!
Ku
berjalan ditengah hiruk pikuk keramain kota yang sudah lama kukenal namun, baru
kali ini ku menginjakkan kakiku ditempat ini Semarang itulah namanya. Sebuah
kota yang menjadi primadona masyarakat Jawa Tengah karena memang disini
merupakan jantungnya perekonomian provinsi tersebut. Banyak sesuatu yang baru
kutemui disini baik dari segi bahasa, budaya dan lain sebagainya. Ini merupakan
kota yang apik yang mempunyai berjuta sejarah dalam pergerakan di zaman meraih keerdekaan.
Sudah
menjadi sebuah kebiasaan bagi masyarakat baru yang menginjakkan kaki dikota
yang baru maka yang akan di terimanya adalah rasa kagum. Itulah yang kudapat
karena saya merupakan anak yang terlahir dari kota yang berda di ufuk timur Indonesia yang memiliki letak geografis
berada di kepala burung cendrawasih,
kota Manokwari itulah namanya. Namuku Ree
seorang yang baru saja mendapat
gelar mahasiswa. Ketikaku menginjakkan kaki di kampus yang sangat megah, di
atas gunung yang berdiri tegak diatas kota Atlas. Ku mendapatkan suatu dinamika
begitu berbeda yang mengantarkanku pada sebuah pembelajaran mengenai kampus
kehidupan, politik, mengenai hukum, agama, asmara dan masih banyak lagi.
Ree sebuah
panggilan dari seorang kawan, yang menjadi fungsionaris BEM KM, kamu bisa gak
ikut kita diskusi sama KPK ? wah bagus
tu mas! Kapan emang? Hari minggu di C7. Esoknya ketika diskusi itu
berlangsung yang menjadi pemateri adalah mas Ryan dan mbak Wida. Keduanya
merupakan staff KPK yang membidangi Devisi Pencegahan Dan Pendidikan Anti
Korupsi. Ketika diskusi berlangsung banyak di jelaskan mengenai pentinganya
integritas. Bagi setiap individu yang mendapat amanah, apapun amanah tersebut.
Karena jika orang yang tidak memiliki integritas maka dia akan menyalah gunakan
amanah yang dia emaban. Salah satu penyelewengan yang dilakukan adalah korupsi,
korupsi merupakan kejahatan besar dan banyak merugikan baik Negara dan
masyarakat.
Integritas
sebuah filosofi dari sebuah kejujuran yang sangat dibutuhkan ditengah Negara
yang mengalami krisis disegala bidang kehidupan. Baik itu perekonomiannya,
penegakan hukum yang masih lemah, kemanan serta stabilitas negera yang masih
banyak kekuranganya, dan yang paling terpenting adalah akar permasalahannya
adalah krisis moral. Banyak orang yang sudah melupakan budaya leluhur kita
yaitu budaya jujur. Serta ajaran agama kita yang selalu menganjarkan kita untuk
jujur. Kenapa jujur itu penting karena Nabi Muhammad. SAW yang menjadi tauladan
umat islam saja selalu berprilaku jujur sehinngga mendapatkan gelar “Al-amin”
jadi jujur merupakan hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada
sebuah slogan yang berkata bahwa “jujur
itu hebat” sebuah slogan yang kudapatkan dari TOT KPK. Memang kalau difikir
pernyataan tersebut sangat tepat namun pada kenyataannya apakah hal tersebut
sudah berjalan dengan baik. Sebuah pernyataan yang selalu di pegang teguh oleh Ree anak papua yang lagi merantau, untuk
menunjukkan integritasnya pada negeri ini. dia berusaha untuk jujur dalam
setiap tindakanya, karena orang jujur pasti akan mendapatkan suatu balasan yang
baik hal tersebut yang di yakini dalam relung hati yang paling dalam.
Ketika
masa-masa menjelang ujian akhir semester (UAS) banyak hal yang berubah dari
semua lini kehidupan mahasiswa yang berada pada kampusnya. Dari yang mulai
serius belajar hingga larut malam atau buat kepean,
dari prilaku halal sampai harampun dilakukan oleh kawan-kawannya. Pada saat
hari H ujian banyak pertentangan yang terjadi dalam hati Ree karena banyak teman-teman yang melakukan kecurangan karena
hanya takut nilainya akan hancur apabila tidak mencontek. Sangat miriskan
karena nilai kejujuran hilang hanya karena sebuah nilai, dari hal tersebut
perlunya penelaraan mengenai jujuran dalam saat ujian.
Haruskah
integritas tergadai hanya karena sebuah angka ? Menjadi pertanyaan besar bagi
kita semua. Masih banyak kah anak-anak yang diciptakan menjadi seorang koruptor
memlalui dunia pendidikan di negeri ini, menjadi orang jujurpun susah ketika
harus dihadapkan sebuah solidaritas dan persahabatan yang mengharuskan dia
mengikuti arus untuk mencotek.
Pada
sisi lain dari mahasiswa di kampusnya, ketika Ree sudah menjadi anggota lembaga kemahsiswaan dia menyoroti
mengeani kinerja seniornya dalam hal keuangan organisasi tersebut yang kuarang
transparansi serta akuntabilitas. Padahal ketika awal menjadi pengurus mereka
telah berjanji untuk membentuk organisasi yang professional dan lain
sebagainya. Tapi kenyataannya belum sesuai dengan janji yang telah terunatai. Pada
sisi lain adalah system dari birokrat
yang membentuk karakter koruptor pada diri mahasiswa dalam hal pembuatan “surat
pertanggung jawaban” kegiatan organisasi tersebut karena dana baru keluar penuh setelah ada SPJ banyak
mahasiawa yang mengakali dengan mencari nota kosong dan sebagainya.
Masihkah
sisitem pendidikan membentuk kita menjadi seorang koruptor ataukah kita yang
tidak mau untuk menjadi jujur pada diri sendiri. Ini menjadi tugas kita untuk
mencetak system yang melatih kita untuk selalu berbuat jujur dari hal terkecil.
Kita sebagai mahasiswa jangan hanya pandai berorasi di jalan ketiak
ddemonstarsi untuk memberantas tikus-tikus rakus pemakan uang rakyat namun kita
sering melakukan korupsi. Bersihkan hatimu, pikaranmu, serta berprilaku jujur
pada setiap saat dan tunjukin Integritasmu ditengah negeri yang lagi krisis di
segala hal.